Cari Blog Ini

Selasa, 19 Juli 2011

NGAWI KOTA TRANSISI

Image and video hosting by TinyPic

Kabupaten ngawi terletak di bagian paling barat propinsi jawa timur,berbatasan dengan kabupaten sragen yang sudah masuk propinsi jawa tengah.seperti daerah lain yang terletak di perbatasan maka budaya masarakatnyapun sedikit berbeda dengan daerah pusat propinsi.dalam hal budaya masyarakat kabupaten ngawi condong dengan budaya jawa tengah yang dalam bahasa,tingkah laku,maupun kultur lebih santun (bukan berarti kalau tinggal di pusat propinsi gak santun) tergantung juga dari adat daerah masing masing tentunya.
Sebenarnya seh masalah ini timbul dari rasa pribada akibat dari omongan seorang temen "wong ngawi kok koyo ngono" (orang ngawi kok kaya gitu) karena sikap yang lemah lembut ,tenggang rasa ,dan toleransi yang saya miliki cukup tinggi(gak salah dong puji diri sendiri).yah memang seh kultur "wong etan"(orang jawa timur) cenderung kasar baik dari tingkah laku dan bahasa.namun gak bisa di hantam rata begitu saja juga tergantung dari pribadi masing masing.jujur sebagai orang wetan agak risi juga ngeliat dan mendengar sikap arek arek etanan(orang jawa timuran) tapi kayaknya mereka enjoy aja dengan karakter mereka, bangga bahkan (8oleh juga membanggakan asal daerahnya masing2) tapi seharusnya seh bangga dengan sikap yang lebih toleran.
ini seh pendapat pribadi maaf maaf saja kalau agak beda dengan pendapat arek arek ngawi,kalau diliat liat sikap mereka seperti itu karena ingin di pandang dan di segani dengan sikap yak yak'o(seolah olah),pete'ntang pete'nteng(sok jagoan),demikian juga dengan sikap urakannya.bukanya kita harus membudayakan sikap yang legowo sebagai budaya orang jawa pada umumnya.
Seperti pada umumnya orang jawa timuran memang terkenal garang,namun sikap itukan bukan sikap yang baik,terkecuali hanya di pakai di daerahnya masing masing dengan kultur yang sama.dengan prinsip "dimana bumi di pijak disitu langit dijunjung"toh kita juga harus menghargai budaya daerah lain apa lagi kita sebagai seorang pandatang.

budaya nyadran

Diarea makam Mbah Sentono, tepatnya masuk Dusun
Sentono Desa Selopuro Kec. Pitu Ngawi jangan sekali-sekali
berulah aneh. Menurut kesaksian beberapa penduduk setempat,
suatu hari pernah ada yang sengaja buang air kecil dan belum
pula beranjak, tiba-tiba kukunya tumbuh panjang yang meski
dipotong, kuku itu tumbuh lagi.
Nyadran atau bersih Desa diwilayah kab. Ngawi sudah tidak asing
lagi. Upacara adat ini mendapat tempat tersendiri disebagain
wilayah pedesaan, Khususnya di Dusun Sentono Desa Selopura
Kab. Ngawi. Warga masyarakat berbondong-bondong ke Makam
lulur yang diyakini sebagai “Cikal Bakal” terjadinya sebuah Desa
atau Dusun tersebut.
Juru Kunci Makam Mbah Sentono, Ki. Sumadi (60), menjelaskan
bahwa Ritual Nyadran atau bersih desa ini merupakan ungkapan
rasa Syukur kepada Yang Maha Kuasa atas segala keselamatan
yang dilimpahkan kepada warga penduduk Dusun Sentono.
Sementara Nama Dusun itu sendiri diambil dari Nama Mbah
Sentono lebih mendasar untuk menghargai jerih payahnya dalam
membuka Pedusunan ini.
Upacara Adat ini digelar pada hari Jum’at Pon yang dilakukan
setahun sekali. Pagelaran wayang Krucil yang pada tahun ini
mengambil lakon “Jaka Tingkir” ditontonkan pada siang hari serta
sebelumnya diawali dengan Ruwatan yang menyajikan Jajanan
Pasar. “Makanya kami menghimbau pada warga untuk jangan
berbuat tak senonoh di sekitar makam Mbah Sentono.” Ujar Ki
Sumadi. “Peristiwa-peristiwa aneh akan menimpa kepada yang
melanggar aturan ini.” Tambanhya.