Cari Blog Ini

Selasa, 19 Juli 2011

budaya nyadran

Diarea makam Mbah Sentono, tepatnya masuk Dusun
Sentono Desa Selopuro Kec. Pitu Ngawi jangan sekali-sekali
berulah aneh. Menurut kesaksian beberapa penduduk setempat,
suatu hari pernah ada yang sengaja buang air kecil dan belum
pula beranjak, tiba-tiba kukunya tumbuh panjang yang meski
dipotong, kuku itu tumbuh lagi.
Nyadran atau bersih Desa diwilayah kab. Ngawi sudah tidak asing
lagi. Upacara adat ini mendapat tempat tersendiri disebagain
wilayah pedesaan, Khususnya di Dusun Sentono Desa Selopura
Kab. Ngawi. Warga masyarakat berbondong-bondong ke Makam
lulur yang diyakini sebagai “Cikal Bakal” terjadinya sebuah Desa
atau Dusun tersebut.
Juru Kunci Makam Mbah Sentono, Ki. Sumadi (60), menjelaskan
bahwa Ritual Nyadran atau bersih desa ini merupakan ungkapan
rasa Syukur kepada Yang Maha Kuasa atas segala keselamatan
yang dilimpahkan kepada warga penduduk Dusun Sentono.
Sementara Nama Dusun itu sendiri diambil dari Nama Mbah
Sentono lebih mendasar untuk menghargai jerih payahnya dalam
membuka Pedusunan ini.
Upacara Adat ini digelar pada hari Jum’at Pon yang dilakukan
setahun sekali. Pagelaran wayang Krucil yang pada tahun ini
mengambil lakon “Jaka Tingkir” ditontonkan pada siang hari serta
sebelumnya diawali dengan Ruwatan yang menyajikan Jajanan
Pasar. “Makanya kami menghimbau pada warga untuk jangan
berbuat tak senonoh di sekitar makam Mbah Sentono.” Ujar Ki
Sumadi. “Peristiwa-peristiwa aneh akan menimpa kepada yang
melanggar aturan ini.” Tambanhya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar