Cari Blog Ini

Minggu, 03 Juli 2011

THE LEGEND OF LAWU MOUNTAIN

Image and video hosting by TinyPic
Nama asli Gunung Lawu adalah
Wukir Mahendra. Menurut legenda, Gunung Lawu merupakan
kerajaan pertama Jawa yang dipimpin oleh raja yang
dikirim dari Khayangan karena terpana melihat keindahan alam
diseputar Gunung Lawu. Sejak jaman Prabu Brawijaya V, raja
Majapahit pada abad ke 15 hingga kerajaan Mataram II banyak
upacara spiritual diselenggarakan di Gunung Lawu. Hingga saat
ini Gunung Lawu masih mempunyai ikatan yang erat dengan
Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta terutama pada bulan
Suro. Saat itu, para kerabat Keraton sering berziarah ke tempat keramat di puncak Gunung Lawu.
Padang rumput pegunungan banjaran Festuca
nubigena yang mengelilingi sebuah danau gunung di kawah tua
menjelang Pos terakhir menuju puncak pada ketinggian 3.200 m
dpl yang biasanya kering di musim kemarau. Konon pendaki
yang mandi berendam di tempat ini, segala keinginannya dapat
terkabul. Rumput yang
tumbuh di dasar telaga ini berwarna kuning sehingga airnya
kelihatan kuning ,diapit oleh puncak Hargo dumilah
dengan puncak lainnya. Luas dasar telaga Kuning ini sekitar 4 Ha.
Di sana ada sebuah mata air yang disebut Sendang Drajad,
sumber air ini berupa sumur dengan garis tengah 2 meter dan
memiliki kedalaman 2 meter. Meskipun berada di puncak gunung
sumur ini airnya tidak pernah habis atau kering walaupun diambil
terus menerus.
Juga ada sebuah gua yang disebut Sumur Jolotundo menjelang
puncak, gua ini gelap dan sangat curam turun ke bawah kurang
lebih sedalam 5 meter. Gua ini dikeramatkan oleh masyarakat dan
sering dipakai untuk bertapa.

Image and video hosting by TinyPic
Terdapat sebuah bangunan di
sekitar puncak Argodumilah yang disebut Hargo Dalem yang
banyak disinggahi para peziarah. Di sekitar Hargo Dalem ini
banyak terdapat bangunan dari seng yang dapat digunakan untuk
bermalam dan berlindung dari hujan dan angin. Terdapat
warung makanan dan minuman yang sangat membantu bagi
pendaki dan pejiarah yang kelelahan, lapar, dan kedinginan. Inilah
keunikan Gunung Lawu dengan ketinggian 3.265 mdpl, terdapat
warung di dekat puncaknya.
Pasar Diyeng atau Pasar Setan, berupa prasasti batu yang
berblok-blok, pasar ini hanya dapat dilihat secara gaib. Pasar
Diyeng akan memberikan berkah bagi para pejiarah yang
percaya. Bila berada ditempat ini kemudian secara tiba-tiba kita
mendengar suara "mau beli apa dik?" maka segeralah
membuang uang terserah dalam jumlah berapapun, lalu petiklah
daun atau rumput seolah-olah kita berbelanja. Menurut
kepercayaan masyarakat setempat, kita akan memperoleh
kembalian uang dalam jumlah yang sangat banyak.
Pawom Sewu terletak di dekat pos 5 Jalur Cemoro Sewu. Tempat
ini berbentuk susunan batu yang menyerupai candi.
Dulunya digunakan bertapa para abdi Raja Parabu Brawijaya V.

Puncak Argodumilah pada saat tertutup awan sangat indah, kita
menyaksikan beberapa puncak lainnya seperti pulau - pulau kecil
yang dibatasi oleh lautan awan, kita merasa berada di atas awan seperti di kahyangan. Bila udara bersih tanpa awan kita bisa
melihat Samudera Indonesia. kita dapat melihat pantulan matahari
di Samudera Indonesia, deburan ombak Laut Selatan
sepertinya sangat dekat. terlihat jelas kota Wonogiri juga
kota-kota di Jawa Timur. Tampak waduk Gajah mungkur juga
telaga Sarangan.

Image and video hosting by TinyPic
MISTERI GUNUNG LAWU
Gunung Lawu bersosok angker dan menyimpan misteri dengan
tiga puncak utamanya : Harga Dalem, Harga Dumilah dan Harga
Dumiling yang dimitoskan sebagai tempat sakral di Tanah Jawa.
Harga Dalem diyakini masyarakat setempat sebagai tempat
pamoksan Prabu Bhrawijaya Pamungkas, Harga Dumiling
diyakini sebagai tempat pamoksan Ki Sabdopalon, dan Harga
Dumilah merupakan tempat yang penuh misteri yang sering
dipergunakan sebagai ajang menjadi kemampuan olah batin dan
meditasi.
Konon kabarnya gunung Lawu merupakan pusat kegiatan
spiritual di Tanah Jawa dan ada hubungan dekat dengan tradisi
dan budaya keraton, semisal upacara labuhan setiap bulan Suro yang dilakukan oleh Keraton Yogyakarta. Dari visi
folklore, ada kisah mitologi setempat yang menarik dan
menyakinkan siapa sebenarnya penguasa gunung Lawu dan
mengapa tempat itu begitu berwibawa dan berkesan angker bagi
penduduk setempat atau siapa saja yang bermaksud tetirah dan
mesanggarah.
Siapapun yang hendak pergi ke puncaknya bekal pengetahuan
utama adalah peraturan-peraturan
yang tertulis yakni larangan-larangan untuk tidak melakukan
sesuatu, baik bersifat perbuatan maupun perkataan, dan bila
pantangan itu dilanggar di pelaku diyakini bakal bernasib naas.
Tempat-tempat lain yang diyakini misterius oleh penduduk
setempat selain tiga puncak tersebut yakni: Sendang Inten,
Sendang Drajat, Sendang Panguripan, Sumur Jalatunda, Kawah
Candradimuka, Repat Kepanasan/Cakrasurya, dan Pringgodani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar