Cari Blog Ini

Rabu, 22 Juni 2011

tempat tempat sejarah di ngawi

Selain penemuan benda-benda bersejarah di wilayah sekitar Ngawi juga terdapat tempat-tempat sejarah yang cukup terkenal yaitu Jagaraga, Alas Ketangga dan Tawun. Dalam penelitian diperkirakan ketiga tempat tersebut berhubungan dengan daerah di sekitar Ngawi.
1. Sejarah Negara Jagaraga.
Negara Jagaraga adalah suatu daerah yang terletak dilereng Gunung Lawu dan disebelah selatan pegunungan Kendeng. Jagaraga berasal dari kata (jaga=waspada,raga=tubuh). Di dalam buku Valentijn menyebutkan daeah Jagaraga (het landschap Jagaraga) dengan kotanya bernama (de staad Jagaraga), terletak di daerah antara gunung lawu dan Kali Semanggi (sekarang bernama bengawan Solo), sedangkan Dr. NJ.Krom menyebutkan letak Jagaraga di daerah Madiun. Nama Jagaraga tersebut dalam prasasti tembaga Waringin Pitu yang diketemukan diDesa Suradakan (Kabupaten Trenggalek) sekitar tahun1369 Saka (1474 M). Serta buku Pararaton (terbit tahun1613 m).3 Tulang tengkorak dan tulang paha 4.Kelompok pepohonan 5.Tulisan NGAWI.6.7. Padi dan Kapas.8. Perisai 6 Prasasti tembaga Waringin Pitu dikeluarkan oleh Raja Widjayaparakramawardhana (Dyah Kerta Wijaya) pada tahun 1369 Saka atau tepatnya 22 November 1474 m.Prasasti ini menyebutkan tentang penguasa di Jagaraga(paduka Bhattara ring Jagaraga) bernama Wijayandudewi sebagai nama penobatan (nama raja bhiseka) atau Wijayaduhita sebagai nama kecil (Garbhapra Sutinama),seorang puteri yang mengaku keturunan Raden Wijaya.(Kertarajasa Jayawardhana) pendiri Kerajaan Majapahit,Prasasti ini juga memuji raja puteri (ratu) Jagaraga dengan deretan kalimat (ansekerta) yang indah dan menurut terjemahan Mr.Moh.Yamin adalah sebagai berikut: Perintah Sang Parbu diiringi pula oleh Seri Paduka Batara Jagaraga Nan bertingkah laku lemah lembut gemulai danutama sesuai dengan kesetiaan kepada suaminya.Nan dibersihkan kesadaran yang utama dan tidak bercacat, yang kaki tangannya dihiasi perhiasan utama, yaitu tingkah laku penuh kebajikan.- Nan berhati sanubari sesuai dengan kenang kenangan yang tidak putus-putusnya kepada suami.
2. Sejarah Negara Matahun.
Oleh para Sarjana wialayah di sebelah Barat Jagaraga diseberang bengawan Sala di perkirakan wilayah kekuasaan Negara Matahun , ini meliputi daerah atau Desa Tawunyang saat sekarang ini di wilayah Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi yang terkenal dengan sendang bulusnya.Menurut prasasti Waringin Pitu, Raja Matahun bernama Dyah Samara Wijaya yang bergelar Wijayaparakrama, tetapi menurut Prasasti Kusmala (batu tilis dari Kandangan, PareKediri) berangkat tahun 1272 Saka atau 1350 M, yang menjadi Raja Matahun adalah Paduka Bhatara Matahun) adalah Sriwijayarajasa nantawikrama tunggadewa, yangdikatakan telah berhasil membuat sebuah tanggul kokoh kuat dan indah (Rawuhan atita durgga mahalip), sehingga menyebabkan kegembiraan semua penduduk.
3. Alas Ketangga.
Sebagian masyarakat, Alas Ketangga dikaitkan dengan Jangka Jayabaya. Oleh Dr. J.Brandes dalam karangannya yang berjudul Lets Over een ouderen Dipanagara in verband met eenprototype van de voor spellingen van Jayabaya. Dalam karangannya menyebutkan bahwa sebuah naskah Jawa dimulai dengan kalimat yang berbunyi Punika serat jangka, cariosipun prabu Jayabaya ing Moneng, nalika katamuan raja pandita saking Erum,nama Maolana Ngali Samsujen. (Ini kitab ramalan , cerita Raja Jayabaya di Momenang pada waktu menerima tamu raja pendeta dari Erun, bernama Maolana Ngali Samsujen).Setelah itu disinggung nama kitab Musarar (Kitab Hasrar :boek dergeheimenissen), yang berisi lamaran di seluruh dunia (jangkaning jagad sedaya); dan diteruskan dengan menyebut nama beberapa orang raja dan keraton dan juga beberapa ramalan apabila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia anatara lain sebagai berikut : Ada yang bernama Raden Amisan, menobatkan Ratu Adil, dari tanah Arab, menguasai seluruh dunia, Raden Amisan bernama Sultan Erucakra, waktu itu berhentilah kekacauan Negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar