Cari Blog Ini

Jumat, 17 Juni 2011

lawu mountain

Gunung Lawu (3.265 m) terletak di Pulau Jawa, Indonesia,
tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Status gunung ini adalah gunung api "istirahat" dan telah lama
tidak aktif, terlihat dari rapatnya vegetasi serta puncaknya yang
tererosi. Di lerengnya terdapat kepundan kecil yang masih
mengeluarkan uap air (fumarol) dan belerang (solfatara). Gunung
Lawu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan
Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous.
Gunung Lawu memiliki tiga puncak, Puncak Hargo Dalem, Hargo
Dumiling dan Hargo Dumilah. Yang terakhir ini adalah puncak
tertinggi.
Di lereng gunung ini terdapat sejumlah tempat yang populer
sebagai tujuan wisata, terutama di daerah Tawangmangu,
Cemorosewu, dan Sarangan. Agak ke bawah, di sisi barat terdapat
dua komplek percandian dari masa akhir Majapahit: Candi Sukuh
dan Candi Cetho. Di kaki gunung ini juga terletak komplek
pemakaman kerabat Praja Mangkunagaran: Astana Girilayu dan
Astana Mangadeg. Di dekat komplek ini terletak Astana Giribangun,
mausoleum untuk keluarga presiden kedua Indonesia, Suharto.
Pendakian
Tugu Hargo Dumilah, Puncak tertinggi
Gunung Lawu
Gunung Lawu sangat populer untuk kegiatan pendakian. Setiap
malam 1 Sura banyak orang berziarah dengan mendaki hingga ke
puncak. Karena populernya, di puncak gunung bahkan dapat
dijumpai pedagang makanan.
Pendakian standar dapat dimulai dari dua tempat (basecamp):
Cemorokandang di Tawangmangu, Jawa Tengah, serta
Cemorosewu, di Sarangan, Jawa Timur. Gerbang masuk
keduanya terpisah hanya 200 m.
Pendakian dari Cemorosewu melalui dua sumber mata air:
Sendang (kolam) Panguripan terletak antara Cemorosewu dan Pos
1 dan Sendang Drajat di antara Pos 4 dan Pos 5.
Pendakian melalui Cemorokandang akan melewati 5 selter dengan
jalur yang relatif telah tertata dengan baik.
Pendakian melalui cemorosewu akan melewati 5 pos. Jalur melalui
Cemorosewu lebih nge-track. Akan tetapi jika kita lewat jalur ini
kita akan sampai puncak lebih cepat daripada lewat jalur
Cemorokandang. Pendakian melalui Cemorosewu jalannya cukup
tertata dengan baik. Jalannya terbuat dari batu-batuan yang sudah
ditata.
Jalur dari pos 3 menuju pos 4 berupa tangga yang terbuat dari
batu alam. Pos ke4 baru direnovasi,jadi untuk saat ini di pos4 tidak
ada bangunan untuk berteduh. Biasanya kita tidak sadar telah
sampai di pos 4.
Di dekat pos 4 ini kita bisa melihat telaga Sarangan dari kejahuan.
Jalur dari pos 4 ke pos 5 sangat nyaman, tidak nge-track seperti
jalur yang menuju pos 4. Di pos2 terdapat watu gedhe yang kami
namai watu iris(karena seperti di iris).
Di dekat pintu masuk Cemorosewu terdapat suatu bangunan
seperti masjid yang ternyata adalah makam.Untuk mendaki
melalui Cemorosewu(bagi pemula) janganlah mendaki di siang
hari karena medannya berat untuk pemula.
Di atas puncak Hargo Dumilah terdapat satu tugu.
Misteri gunung Lawu
Gunung Lawu menyimpan misteri pada masing-masing dari tiga
puncak utamanya dan menjadi tempat yang dimitoskan sebagai
tempat sakral di Tanah Jawa. Harga Dalem diyakini sebagai tempat
pamoksan Prabu Bhrawijaya Pamungkas, Harga Dumiling diyakini
sebagai tempat pamoksan Ki Sabdopalon, dan Harga Dumilah
merupakan tempat yang penuh misteri yang sering dipergunakan
sebagai ajang menjadi kemampuan olah batin dan meditasi.
Konon gunung Lawu merupakan pusat kegiatan spiritual di Tanah
Jawa dan berhubungan erat dengan tradisi dan budaya Keraton
Yogyakarta.
Setiap orang yang hendak pergi ke puncaknya harus memahami
berbagai larangan tidak tertulis untuk tidak melakukan sesuatu,
baik bersifat perbuatan maupun perkataan. Bila pantangan itu
dilanggar di pelaku diyakini bakal bernasib naas.
Tempat-tempat lain yang diyakini misterius oleh penduduk
setempat yakni: Sendang Inten, Sendang Drajat, Sendang
Panguripan, Sumur Jalatunda, Kawah Candradimuka, Repat
Kepanasan/Cakrasurya, dan Pringgodani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar